KATA
YANG TERUCAP (140)
“Suatu pernikahan hanya dapat diakhiri dengan
kematian yang memisahkan bukan karena tersebab perceraian oleh karenanya
pernikahan haruslah merupakan komitmen bersama untuk dipertahankan selamanya
dengan tetap saling hormat-menghormati satu dengan yang lainnya dan
mengeyampingkan perbedaan yang timbul sebagai akibat bersatunya dua perbedaan
yang ada”
(Darlius
: Ungkapan Perasaan)
“Kepentingan pribadi seseorang sering dipaksakan
dengan berbagai dalih yang seolah-olah menguatkan bahwa itu memang seharusnya;
tahukah kamu 3 (tiga) alasan klasik ini yang menjadi penguatannya, kini
kuberitahukan kepadamu yaitu : (1) tidak ada yang berhak menerimanya selain
dirinya: segala sesuatunya harus menjadi miliknya; (2) tidak ada yang pantas
menerimanya selain dirinya: memenuhi semua kriteria yang disyaratkan; (3) tidak
ada yang mampu menerimanya selain dirinya: memenuhi semua kecukupan untuk
mendapatkannya”
(Darlius
: Teropong Jiwa)
“Sungguh bahagianya jika kita memiliki
kecantikan/ketampanan, kepintaran dan pribadi yang cemerlang dibandingkan
dengan yang lain namun semuanya menjadi tidak berarti ketika kesombongan dan
kecongkakan ada di dalam hati hingga akhirnya melanggar semua perintah-Nya dan
melakukan semua larangan-Nya”
(Darlius
: Setetes Embun)
“Orang bilang ‘lain di bibir lain di hati’ suatu
perumpamaan yang diberikan kepada orang-orang yang disebut sebagai penjilat.
Tahukah kamu 4 (empat) sifat-sifat yang dimiliki seorang penjilat, kini
kuberitahukan kepadamu yaitu : (1) yang penting bos senang: tidak memperdulikan
orang lain yang kesulitan; (2) menyingkirkan semua kompetitor (pesaing) pada
posisi yang sama (peer): dengan segala cara dan usaha menonjolkan diri sebagai
satu-satunya yang terbaik; (3) mematikan potensi bawahan: tidak ada yang
namanya prestasi bawahan yang ada hanyalah prestasi atasan; (4) mencapai
prestasi puncak dengan cara melompat: untuk naik jabatan tidak perlu mengikuti
anak tangga prestasi kalau bisa melesat mengapa tidak”
(Darlius
: Koreksi Hati)
“Penjatuhan hukuman disiplin kepada seorang Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang diduga melakukan pelanggaran Disiplin Pegawai bagaikan
memikul beban berat dipundak yang sangat menghimpit. Atasan tidak akan pernah
tega untuk menjatuhkan hukuman disiplin namun sebaliknya bawahan tidak
menyadari atas perbuatannya; jadi untuk mencari win-win solution mengapa
bawahan yang menimbulkan masalah tidak dengan berbesar hati mengajukan
pengunduran diri secara elegan”
(Darlius
: Kepemimpinan)
Sekayu, 16 September 2015
(Catatan Kecil : Kata Yang Terucap 140)
Link : Kata Yang Terucap 130
Tidak ada komentar:
Posting Komentar