KATA
YANG TERUCAP (128)
“Hidupmu telah mengajari dirimu dengan sejuta
pengetahuan bagaikan bintang di langit dan sejuta pengalaman bagaikan seindah
pelangi maka seharusnya tidak ada lagi alasan untuk membenarkan kesalahanmu dan
menyalahkan kebenaran orang lain”
(Darlius
: Setetes Embun)
“Jangan pernah meminta
sesuatu kepada orang yang tidak memilikinya dan jangan pernah memberikan
sesuatu kepada orang yang tidak membutuhkannya karena semua itu akan
menimbulkan ketersinggungan perasaan dan bersifat mubazir”
(Darlius
: Jiwa Yang Tenang)
“Orang bilang penyakit tidak pernah mengenal
siapapun dan berapapun usianya, dia akan datang kepada siapapun juga atas
perintah-Nya namun tahukah dirimu bahwa ketika dirimu diberikan penyakit dan
rasa sakit karena Yang Maha Kuasa mengingatkan kepadamu 3 (tiga) hal berikut
ini, yaitu : (1) mengingatkan dirimu adalah makhluk yang lemah: tiada daya dan
kekuatan serta pertolongan kecuali hanya kepada-Nya; (2) mengingatkan dirimu
akan batas kenikmatan hidup: tiada yang kekal di dalam kesehatan untuk setiap
manusia karena adanya penyakit; (3) mengingatkan dirimu akan kematian:
menyadari lebih dahulu akan kematian lebih baik daripada melupakannya”
(Darlius
: Renungan Diri)
“Jangan pernah dirimu menjadi ‘pagar makan tanaman’
bila ini terjadi maka menunjukan bahwa dirimu adalah pribadi yang : (1) tidak
dapat dipercaya: jika tidak ada satupun kelebihan yang kita miliki maka
satu-satunya yang dapat menolong adalah rasa mempercayai dari orang lain; (2)
seorang pengkhianat: maukah dirimu disebut sebagai ular berkepala dua yang
semuanya mematikan; (3) tidak ada makan siang yang gratis: kalau ingin
memperoleh sesuatu berarti harus ada sesuatu yang dikerjakan jadi jangan
memakan yang tidak seharusnya dimakan”
(Darlius
: Sebuah Harapan)
“Mengapa dirimu sering melampaui batas kewenangan,
kesanggupan dan kemampuan untuk menginginkan dan mendapatkan sesuatu padahal
semua itu akan memberikan 4 (empat) macam kesulitan yaitu : (1) sulit untuk menikmatinya:
belum sepenuhnya menjadi hak milik masih menjadi milik orang lain; (2) sulit
untuk melunasinya: memperoleh dengan cara berhutang; (3) sulit untuk
mengembalikannya: tidak tahu lagi kepada siapa harus mengembalikannya; (4)
sulit untuk membalas budi: lebih banyak meminta daripada memberinya bahkan
tidak sama sekali”
(Darlius
: Teropong Jiwa)
Sekayu, 24 Juni 2015
(Catatan Kecil : Kata Yang Terucap 128)
Link : Kata Yang Terucap 128
Tidak ada komentar:
Posting Komentar