SECANGKIR KOPI
(Demi Kau dan
Si Buah Hati)
Sering aku bertanya kepada malam-malam yang sunyi “masih
adakah kebahagiaan yang dapat kuberikan untuk isteri dan anak-anakku”, sering
aku meminta jawaban kepada teriknya siang hari “sudah pantaskah aku menjadi
seorang suami dan ayah yang baik”, sering aku berdoa di sejuknya pagi hari
“sampai kapankah aku masih tertidur dan terbangun di dalam kesendirian”, semua
itu belum ada jawaban yang dapat kuterima namun aku kuatkan diriku untuk selalu
mensyukuri nikmat yang telah dianugerahkan-Nya bahwa dibalik perjalanan mendaki
dan berliku akan ada jalan lurus dan benar yang akan terpampang dihadapanku.
Kutegakan kepalaku, kutundukan hatiku, kubersimpuh dihadapan-Nya dan
kupanjatkan doa semoga semua yang kulakukan semata-mata hanya untuk-Nya dan
demi kau dan si buah hati “Ketika dirimu sudah tidak mampu lagi berdiri dan tak
berdaya maka sandarkanlah hati dan pikiranmu kepada-Nya”.
Sekayu, 23 Maret
2015
(Darlius : Secangkir Kopi 109)
Link : Secangkir Kopi 109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar